Jumat, 04 Juli 2014

Musik

Musik berasal dari kata muse(s) yang merupakan para dewi yang melambangkan seni dalam mitologi Yunani. Mereka dianggap sebagai sumber ilmu pengetahuan dan inspirasi seni.

Pada awalnya, versi Boeotians menyebutkan hanya ada tiga orang Muse dan mereka tinggal di Gunung Helicon, mereka adalah: Aoide (lagu), Melete (meditasi), Mneme (memori). Tetapi menurut versi yang lebih populer mengatakan bahwa mereka ada sembilan. Muses merupakan anak-anak dari Zeus dan Mnemosyne. Muse lahir setelah Zeus mengawini Mnemosyne selama sembilan hari berturut-turut, mereka lahir dan tinggal di sekitar Peiria.


Setiap muse memiliki spesialisasi masing-masing, yaitu: Calliope (puisi kepahlawanan), Klaio (sejarah), Erato (puisi cinta), Euterpe (sajak), Melpomene (tragedi), Polyhymnia (puisi suci), Terpsichore (paduan suara dan tarian), Thaleia (komedi), Urania (astronomi). Mereka biasa terlihat mengelilingi Apollo, dewa musik di Olympus.




Mungkin Calliope adalah yang paling terkenal diantara sembilan muses tersebut. Bukan hanya karena Calliope merupakan kakak sulung perempuan, namun karena dia juga yang melahirkan dua musisi hebat, yaitu Orpheus dan Linus, salah satu dari mereka dinamakan Oeagus anak Pierus oleh Apollo atau raja Thracian.

Perkembangan Musik
Musik telah mengalami perjalanan yang sangat panjang. Pada awalnya musik merupkan media penyembahan kepada dewa-dewa. Namun seiring perkembangan zaman, maka definisi musik juga mengalami perkembangan yang bermacam-macam, tergantung dari sejarah, budaya serta tempat tinggal individu tersebut. Dalam tulisan ini, saya membagi sejarah musik dunia menjadi 10 bagian, yaitu :
1. Zaman Purbakala
2. Bangsa Asia dan Timur
3. Yunani Kuno
4. Zaman Abad Pertengahan
5. Musik Beberapa Suara

Nah, bagian satu ini terdiri dari bab 1 sampai 3. Lalu dilanjut pada bagian 2.

Definisi Musik
Definisi musik yang berkembang hingga masa sekarang, antara lain:
•Bunyi atau kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indra pendengaran.
•Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.
•Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang/kumpulan dan disajikan sebagai musik.
•Beberapa orang menganggap musik sama sekali tidak berwujud.

Definisi musik mungkin saja berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. Hal tersebut disebabkan karena perbedaan sudut pandang, budaya, tujuan dan latar belakang yang berbeda-beda.

1. Zaman Purbakala
Sejarah musik sudah dimulai dari zaman purbakala, meskipun kita tidak memiliki sumber informasi yang cukup. Pada zaman purbakala atau lazim juga disebut musik primitif ini musik tidak memiliki tujuan tersendiri, seperti yang terjadi di Amerika dan Afrika. Fungsinya hanyalah sebagai alat saja, media atau bahan dalam ritual magis mereka.


 Magis pada musik itu mereka tinjau dari tiga segi, yaitu:
•Segi irama, tekanan-tekanan diberi dengan genderang atau bongo.
•Segi pengulangan beberapa kali, menurut aturan yang berlaku dapat diketahui beberapa kali pengulangan diperbolehkan.
•Segi permainan sebagaimana semestinya, cara-cara diatur dan dikhususkan untuk fungsi magis.

Ketiga sifat ini terkandung dalam nyanyian dan tari mereka yang dilakukan dengan cermat. Beberapa tarian padri di pulau Nias, Bali, Afrika atau Amerika membuktikan hal ini.
Musik primitif nantinya akan diikuti oleh musik kuno yang tersebar di sebagian besar Eropa pada 1500 SM dan kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia, meskipun di beberapa belahan dunia sudah memiliki musik sendiri.

Perkembangan tersebut juga dipengaruhi oleh adanya sosialisasi yang terjadi pada suatu daerah dengan daerah lain, penerimaan masyarakat terhadap musik tertentu, dominasi peradaban dan kekuasaan kelompok-kelompok masyarakat/suku tertentu yang mempengaruhi perjalanan bentuk dan aliran musik tersebut.

Pembahasan mengenai sejarah musik pada zaman pra sejarah akan saya bahas tersendiri pada posting berikutnya.

2. Bangsa Asia dan Timur




 Tiongkok
Bangsa Tiongkok memiliki catatan tentang musik dari orang-orang Tiongkok purba. Ada 482 buku karangan mereka yang masih tersimpan. Mereka menggunakan tangga nada pentatonis, yaitu tangga nada yang terdiri dari lima nada: F, G, A, C, D.

Kurang lebih tahun 1200 SM, tangga nada pentatonis tersebut ditambahkan dua nada lagi, yaitu nada B dan E. menurut teori mereka, satu oktaf dibagi atas 12 nada – hal ini sudah mereka temukan kurang-lebih sejak 2700 tahun sebelum Masehi – yang berarti lingkaran Kwin telah mereka ketahui jauh sebelum Pythagoras (550 SM).

Instrumen yang mereka gunakan adalah: king dan gitar sebagai instrumen bertali; disusul kemudian genderang dan alat-alat musik pukul.

Mesir
Tidak ada catatan peninggalan dari zaman Mesir purba. Namun dari peninggalan relief, pahatan serta hiasan dinding menunjukkan bahwa mereka sudah banyak menggunakan musik. Terdapat banyak gambaran serunai, suling serta instrumen bertali seperti lauto dan harp.

India
Napa primer orang Hindi ada 7 buah nada. Mereka membagi tangga nada mereka menjadi 22 bagian yang berbeda dalam satu oktaf. Mereka menggunakan 32 tangga nada turunan, dari tangga nada yang bermula dari A. Oleh karena itu, musik India kuno sudah lebih maju bila dibandingkan Tiongkok purba.

Ritual keagamaan merupakan satu-satunya sifat musik India. Alat musik mereka adalah alat musik petik, vina dan tambur. Para penyanyi memukul vina dan tambura sambil bernyanyi. Prinsip paduan suara primitif juga sudah mereka kenal.

Jawa, Sunda, Bali, Batak dan daerah lain di Indonesia
Gamelan Jawa adalah orkes besar dengan perkusi sebagai instrumen primernya. Prinsip ini juga nampak pada gamelan Sunda, Bali dsb.





 Prinsip perkusi ini juga terdapat pada gondang Batak, Nias, Karo Simelungun dan ang menyerupainya di seluruh kepulauan Sumatra atau kepulauan lain di Indonesia.

Prinsip beberapa suara dalam gondang atau gamelan terdapat dalam beberapa variasi, dimana terdapat banyak improvisasi spontan dalam batasan-batasan tertentu. Setiap pemusik memberi variasi irama dan melodi yang masuk pada tema.
Ditinjau dari segi irama dan warna musik, maka musik Bali dan Jawa telah memiliki klasifikasi dan mutu yang tinggi. Gong dan gamelan juga belakangan ini ditemukan digunakan dalam orkes tertentu di Eropa.

Arab
Interval nada pada musik Arab sudah mencapai pembagian yang halus dalam satu oktafnya. Hanya saja musik Arab tidak setua musik Hindu/India, kira-kira pada tahun 600 SM. Instrumen mereka yang banyak digunakan adalah: lauto, rebab (yang bisa disebut sebagai pendahulu violin pada masa kini), mandolin, psalterium (pendahulu piano).

Palestina
Bangsa Israel sudah lama mencintai musik dan nyanyian. Samuel, sekitar tahun 1075 SM sudah memiliki sekolah pengetahuan musik dan nyanyi, tujuannya untuk menambah kerohanian para calon pemuka agama tersebut.

Instrumen mereka waktu itu adalah: terompet, bosaun, harp dan instrumen pukul. Tulisan musik juga sudah mereka kenal, yaitu tulisan musik neginot.


3. Yunani Kuno

 
 Bangsa Yunani dapat disebut bangsa pemilik musik kuno terpenting. Bangsa Yunani kuno juga terkenal dengan musik. Bangsa Yunani kuno menggunakan musik untuk keperluan ritual kepercayaan. Lima abad sebelum Masehi, musik Yunani yang tergolong etnis-religius ini bagi mereka sangat tinggi kedudukannya. Musik, puisi dan tarian berhubungan dengan erat.

Para ahli musik pada zaman itu adalah: Aischylos (525 – 456), Sophocles (496 – 406), Pythagoras (sekitar 550), Aristoteles (384 – 322) dan Aristoxenos (sekitar 325).

Instrumen yang digunakan adalah instrumen petik seperti lyra dan kithara. Instrumen tiup dengan reeds adalah aulos (seperti oboe)


4. Abad pertengahan

Disini adalah zaman antara akhir kerajaan Roma (476) dan zaman munjulnya New Age, seperti penemuan pencetakan (1450), penemuan benuan Amerika (1492) dan masa Reformasi Keagamaan Kristen (1572)
 

 
Musik dunia mengalami perubahan yang besar pada zaman ini. Sebelum abad ini, musik hanya bersuara tunggal, namun selama abad pertengahan bertambah menjadi beberapa suara.
  1. Musik Liturgi bersuara Satu
Musik Gregorian adalah musik yang utama. Musik orang Kristen ini pertama-tama disempurnakan pada saat pemerintahan Paus Gregorius Besar (592 – 604). Sebelumnya musik ini telah mendapat perhatian khusus oleh Ambrosius yang wafat pada tahun 397. penyempurnaan musik yang dilakuakan pada zaman ini adalah tentang pembaruan dan perluasan.
Asal mula dari musik ini berasal dari bangsa Yahudi. Banyak melodi Gregorian sama dengan nyanyian Sinagog lama. Sebelumnya, banyak yang mengira bahwa musik Gregorian adalah musik yang berasal dari Yunani. Puncak utama musik Gregorian adalah Mis, yang berarti pengorbanan Isa Almasih.
Mis adalah suatu ciptaan musik yang terbagi menjadi lima bagian, yaitu: 1.Kyrie; 2.Grloria; 3.Credo; 4.Sanktus Benediktus; 5.Agnus Dei. Kelima bagian ini diberi nama sesuai dengan pengucapan kata pertamanya.
  1. Musik Sekuler Bersuara Satu
Musik duniawi/sekuler juga berkembang pada zaman ini, khususnya nyanyian. Pada saat itu nyanyian yang paling berkembang adalah nyanyian kepahlawanan, nyanyian percintaan, dan nyanyian minum-minum.
Nyanyian ini biasanya dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi keliling. Di Perancis ada Troubador (Guillaume de Poitiers 1071 – 1127) dan Trouvere (Adam de la Halle meninggal pada 1287). Di Jerman ada pada Minnesanger (Wather von der Vogel weide, sekitar tahun 1225) dan sesudahnya para Meistersinger (Hans Sachs meninggal 1571).
5. Musik Beberapa Suara

Kemungkinan besar nyanyian beberapa suara ini berasal dari Normandia. Pada masa perantauan mereka merampok dan menyamun di seluruh Eropa Barat, pada saat itu pula mereka menyebarkan kesenian. Sehingga nyanyian beberapa suara ini dikenal milik Eropa Barat.


 
 
Organum parallel merupakan cara tertua bagi musik ini, yaitu mengiringi melodi Gregorian pada nada kwartz bawahan dan pada oktaf nadanya, jadi pada kwin atas.
Musik beberapa suara tersebut memiliki beberapa perkembangan, antara lain: motet, kanon dan madrigal. Dalam motet, dinyanyikan beberapa macam naskah kata-kata sekali nyanyi. Kanon, naskah dinyanyikan sama seperti motet tapi insetnya sudah mulai berurutan. Pada Madrigal, biasanya dikomposisikan bersuara empat atau lima. ezon7.blogspot.com
Komponis utama pada abad pertengahan adalah Perluigi da Palestrina (1526 – 1594). Dia menciptakan 93 Mis, komposisinya yang terbaik adalah yang tergolong liturgi.