Pengendalian Harga
Yaitu dimana suatu harga dapat dikendalikan berdasarkan kemampuan produsen dan konsumen. Pengendalian harga biasanya dilakukan ketika pembuat kebijakan merasa yakin bahwa harga suatu barang atau jasa dipasar dianggap tidak adil bagi pembeli atau penjual karena para pembeli menginginkan harga yang lebih murah, sedangkan para penjual menginginkan harga yang lebih tinggi untuk memperoleh keuntungan. Namun harga tidak diizinkan naik atas harga maksimum tetapi sesuai aturan disebut Batas Harga Tertinggi (price ceiling) sedangkan harga tidak dapat turun dibawah harga minimum disebut Batas Harga Terendah (price floor).
Yaitu dimana suatu harga dapat dikendalikan berdasarkan kemampuan produsen dan konsumen. Pengendalian harga biasanya dilakukan ketika pembuat kebijakan merasa yakin bahwa harga suatu barang atau jasa dipasar dianggap tidak adil bagi pembeli atau penjual karena para pembeli menginginkan harga yang lebih murah, sedangkan para penjual menginginkan harga yang lebih tinggi untuk memperoleh keuntungan. Namun harga tidak diizinkan naik atas harga maksimum tetapi sesuai aturan disebut Batas Harga Tertinggi (price ceiling) sedangkan harga tidak dapat turun dibawah harga minimum disebut Batas Harga Terendah (price floor).
Bagaimana Batas Harga
Tertinggi Mempengaruhi Hasil Akhir Pasar?
Ketika pemerintah menerapkan batas harga tertinggi dipasar kompetitif, kekurangan barang akan terjadi dan penjual harus menjatahkan berang yang langka kepada sejumlah besar pembeli yang potensial. Mekanisme penjatahan yang terjadi akibat batas harga tertinggi tidaklah diharapkan. Antrean panjang tidak efisiensi karena membuang-buang waktu pembeli. Diskriminasi berdasarkan kepentingan penjual juga inefisien (karena barang tidak didapat oleh pembeli yang sangat menginginkannya) dan juga tidak adil. Kebalikannya, mekanisme penjatahan dipasar yang bebas dan kompetitif bersifat efisien dan tidak memihak.
Ketika pemerintah menerapkan batas harga tertinggi dipasar kompetitif, kekurangan barang akan terjadi dan penjual harus menjatahkan berang yang langka kepada sejumlah besar pembeli yang potensial. Mekanisme penjatahan yang terjadi akibat batas harga tertinggi tidaklah diharapkan. Antrean panjang tidak efisiensi karena membuang-buang waktu pembeli. Diskriminasi berdasarkan kepentingan penjual juga inefisien (karena barang tidak didapat oleh pembeli yang sangat menginginkannya) dan juga tidak adil. Kebalikannya, mekanisme penjatahan dipasar yang bebas dan kompetitif bersifat efisien dan tidak memihak.
Studi Kasus
1. Antrean di pompa bensin
Tahun 1973, Organization
of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) menaikan harga minyak mentah
dipasar minyak dunia. Karena minyak mentah adalah bahan baku utama untuk
membuat bensin, naiknya harga minyak mengurangi penawaran bensin. Akibatnya,
terjadi banyak antrean di pompa bensin sehingga para konsumen sering kali harus
menunggu berjam-jam untuk membeli sedikit bensin
2. Pengendalian harga dalam jangka pendek dan
panjang
Contoh umum mengenai
batas harga tertinggi adalah pengendalian harga sewa. Dibanyak kota, pemerintah
setempat menetapkan batas harga tertinggi untuk harga sewa yang boleh dikenakan
pemilik kepada penyewanya. Tujuan kebijakan ini adalah membantu kaum miskin
dengan membuat harga rumah semakin terjangkau. Ekonom sering kali mengkritik
pengendalian harga sewa dengan argument bahwa kebijakan itu sangat tidak
efisien dalam membantu kaum miskin guna meningkatkan standar hidup mereka.
Seorang ekonom mengatakan bahwa pengendalian harga sewa “merupakan cara terbaik
untuk menghancurkann kota selain melalui bom”.
3. Upah Minimum
Peraturan upah minimum
menetapkan upah terendah untuk tenaga kerja yang harus dibayarkan oleh
perusahaan. Misalnya parlemen Thailand, telah menetapkan upah minimum melalui
Peraturan Perlindungan Tenaga Kerja untuk menjamin pekerja memperoleh standar
kehidupan minimal. Upah minimum di Bangkok adalah 184baht perhari pada tahun
2006, namun batasnya lebih rendah untuk wilayah lain karena biaya hidup yang lebih
rendah. Namun, ada pula program untuk meningkatkan upah minimum demi membantu
pekerja dengan upah rendah yang harus menghadapi biaya hidup yang tinggi akibat
kenaikan harga minyak dan tingkat suku bunga.
Pajak
Pajak adalah instrument kebijakan yang penting dan mempengaruhi hidup kita dalam banyak hal. Ketika pemerintah mengenakan pajak untuk suatu barang, siapakah yang menanggung beban pajak tersebut? Apakah orang yang membeli barang? Apakah orang yang menjual barang? Ekonom menggunakan istilah Pembagian Beban Pajak (tax incidence) yang mengacu pada pembagain suatu beban pajak. Ketika pemerintah mengenakan pajak terhadap suatu barang, jumlah keseimbangan barang tersebut turun. Artinya, pajak terhadap suatu pasar memperkecil ukuran besarnya pasar tersebut.
Pajak adalah instrument kebijakan yang penting dan mempengaruhi hidup kita dalam banyak hal. Ketika pemerintah mengenakan pajak untuk suatu barang, siapakah yang menanggung beban pajak tersebut? Apakah orang yang membeli barang? Apakah orang yang menjual barang? Ekonom menggunakan istilah Pembagian Beban Pajak (tax incidence) yang mengacu pada pembagain suatu beban pajak. Ketika pemerintah mengenakan pajak terhadap suatu barang, jumlah keseimbangan barang tersebut turun. Artinya, pajak terhadap suatu pasar memperkecil ukuran besarnya pasar tersebut.
Pajak terhadap suatu
barang menciptakan irisan antara harga yang dibayar oleh pembeli dan harga yang
diterima oleh penjual. Ketika pasar bergerak ke arah keseimbangan baru, pembeli
membayar lebih mahal dan penjual menerima lebih sedikit untuk barang tersebut.
Dalam hal ini, pembeli dan penjual sama sama berbagi beban pajak. Pembagian
beban pajak tidak bergantung pada siapa pajak dikenakan (pembeli atau penjual).
Pembagian beban pajak bergantung pada elastisitas harga penawaran dan permintaan.
Beban cenderung menurun untuk pasar yang kurang elastis karena pasar tersebut
tidak mampu secara lebih mudah menanggapi pajak dengan cara mengubah jumlah
yang dibeli atau dijual.
Studi Kasus
1. Siapa yang menanggung beban pajak penghasilan?
Menurut peraturan,
setengah dari pajak dibayarkan perusahaan dan setengah lagi dibayarkan pekerja.
Artinya, setengah pajak dibayarkan darp pendapatan perusahaan dan setengah lagi
diambil dari penghasilan pekerja. Jumlah yang tertera sebagai pengurangan dalam
slip gaji adalah kontribusi pekerja.
2. Apakah pajak barang mewah harus ada?
Pada 1990, Kongres
Amerika mengesahkan sebuah peraturan baru pajak untuk barang mewah, seperti
kapal pesiar, pesawat terbang pribadi, pakaian dari bulu, perhiasan serta mobil
mewah. Tujuan pemberlakuan pajak ini adalah untuk meningkatkan penerimaan
negara dari mereka yang lebih mampu membayar. Karena hanya orang kaya yang
mampu membeli barang-barang mewah, pajak barang mewah
kelihatannya merupakan cara yang masuk akal untuk menarik pajak dari orang
kaya. Namun, ketika kekuatan penawaran dan permintaan bekerja, hasilnya tidak
sama dengan apa yang diinginkan dalam kongres.
Sebagai contoh adalah
mari lihat kapal pesiar, permintaan kapal pesiar cukup elastis. Seorang jutwan
dapat dengan mudah tidak membeli kapal pesiar, ia dapat menggunakan untuk
membeli rumah yang lebih besar, berlibur atau meninggalkan warisan yang lebih
besar bagi ahli warisnya. Sebaliknya, penawaran kapal pesiar relative
inelastis, setidaknya dalam jangka pendek. Pabrik pembuat kapal pesiar tidak
dengan mudah dapat diubah menjadi pabrik lain dan pekerja yang ahli membuat
perahu tidak serta merta ingin berganti karier sebagai reaksi terhadap
perubahan pasar.